Kamis, 02 Mei 2013

Rakor Forum DAS Kota Tangsel ACA SUGANDHY : TATA KELOLA AIR HAL YANG TIDAK TERPISAHKAN



Setu,
Forum daerah aliran sungai (Forum DAS) kota Tangerang Selatan sudah terbentuk di kota Tangerang selatan, berdasarkan surat keputusan (SK) Walikota Tangsel nomor 660/Kep15-Huk/2013 tentang Forum Koordinasi DAS kota Tangerang Selatan.
Forum DAS kota tangsel  melibatkan banyak elemen, baik unsur pemerintah, ahli lingkungan, aktivis/penggiat kesadaran kelola lingkungan dari kalangan masyarakat, pelajar dan mahasiswa, Balai Besar pengelola sungai dan danau, serta unsur wartawan. Rancangan kegiatan pun mulai disusun pengurus melalui rapat marathon pengurus dan rapat koordinasi lintas stakeholder.
Dalam rencana umum program kerja jagka panjang, jangka menengah dan jangka panjang terungkap rencana besar forum DAS untuk membantu pemerintah dalam menata lingkungan, daerah aliran sungai, situ/danau, serta persoalan tata kelola sumber daya air untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan msyarakat.
Menurut ketua Forum DAS Tangsel, Luki Widodo, pekerjaan rumah yang harus dilakukan cukup banyak. Namun, Forum DAS mencoba melakukan satu demi satu tindakan nyata. “Bekerja sama dengan seluruh stakeholder  yang ada, kami menyusun rancangan umum program kerja Forum DAS Tangsel”, ungkapnya dalam kesempatan rapat keduanya di kantor BLHD tangsel, Kamis (2/5).
Langkah nyata yang akan dilakukan Forum DAS menurut Luki adalah menata kembali danau/Situ Kutuk di sekitar kawasan perumahan elit Alam Sutra dan berdekatan dengan kantor Kecamatan Serpong Utara. “Saat ini, Situ Kutuk seperti kawasan tak bertuan.  Padahal sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata”, jelasnya lagi.
Sementara itu, pakar lingkungan hidup dan dosen  Universitas Indonesia, DR. Ir Aca Sugandhy,MSc yang hadir dalam rapat tersebut menjelaskan agar Forum DAS tidak bekerja setengah-setengah. “Pekerjaan jangan sepotong-sepotong,  karea tidak akan menyelesaikan masalah”, ungkap mantan Dirjen Pekerjaan Umum RI.
Lebih lanjut dijelaskan, sebenarnya bangsa Indonesia tidak akan mengalami krisis air kalau ada pemikiran yang cerdas dan jernih melihat persoalan. “Forum DAS harus melakukan pemetaan masalah terlebih dahulu. Petakan sistem tata kelola air dan lakukan kegiatan yang dapat meminimalisir persoalan yang ada”, imbuhnya.
Aca Sugandhy juga menyarankan, dalam hal penanaman pohon hendaknya disesuaikan dengan kondisi wilayahnya. Disamping tanaman pelindung dan penghijauan, penanaman pohon yang menghasilkan buah dan bermanfaat bagi  masyarakat perlu digalakkan. Misal penanaman pohon kelapa, mlinjo, mangga, tanaman aneka bambu yang mampu menyimpan air, dan lain sebagainya.
“Segala sesuatu  harus dilihat dari dimensi ruang atau local wisdom yakni harus memanfaatkan kearifan budaya dan lingkungan”, tegasnya.
Sementara itu, Kepala BLHD Tangsel, Rahmat Salam dalam sambutanya menjelaskan bahwa BLHD sangat mendukung kegiatn Forum DAS dan siap memfasilitasi program yang telah disusun. “Kita menjadi pihak yang turut bertanggung jawab kepada Tuhan, bila kita tidak mampu menyelamatkan lingkungan untuk anak cucu kita”, pungkas Rahmat Salam.

A.Ghozali Mukti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar