Lonjakan jumlah Penduduk dan padatnya perumahan yang ada di Tangsel, di
khawatirkan dapat memicu maraknya bencana kebakaran. Seperti kebakaran
yang terjadi di perbatasan Tangsel dan kota Tangerang. Sementara pada
saat bersamaan, kebakaran juga melanda sebuah kawasan di wilayah
kecamatan Setu yang menghanguskan sedikitnya 4000 meter lahan di kawasan
tersebut.
Belum lagi kendala jalan yang ada di kota Tangsel
yang terbilang sempit untuk di lalui armada Damkar. Menjadi persoalan
tersendiri bagi seluruh awak dan petugas Damkar kelokasi terjadinya
bencana kebakaran. Hal ini bukan sekali dua kali di alami para petugas
Damkar. Bahkan, tak jarang setibanya di lokasi kebakaran, warga yang
terkena dampak kebakaran menyambut regu pemadam dengan cibiran sinis.
hal seperti itu tidak hanya di alami oleh regu pemadam kebakaran yang
ada di Tangsel. Petugas Damkar dari Jakarta Selatan dan kota Tangeang
pun pernah mengalami hal serupa. Salah satunya pada peristiwa kebakaran
yang menghanguskan rumah 2 lantai di Bintaro Sektor 5 beberapa waktu
lalu.
"Macetnya jalan dan kerumunan warga di sekitar lokasi
kebakaran menjadi hambatan kami untuk tiba di lokasi tepat waktu,"
ungkap komandan regu pemadam kebakaran dari Jakarta Selatan saat itu.
Azhar
Syam'un, kepala kantor pemadam kebakaran kota Tangsel juga mengakui
jika padatnya ruas jalan di Tangsel menjadi salah satu faktor telatnya
armada Damkar tiba di lokasi terjadinya bencana kebakaran.
"Lalulintas
yang padat sangat menyulitkan armada Damkar untuk melakukan manuver
agar tepat waktu di lokasi kebakaran," ucap Azhar di Pondok Aren, Selasa
(30/4).
Bahkan, anekdot yang berkembang di masyarakat jika regu
Damkar datang selalu telat sudah tak asing lagi di telinga regu pemadam
akibat sulitnya menembus jalan. Sementara dari jumlah armada Damkar
Tangsel yang saat ini berjumlah 5 armada, menjadi pekerjaan besar bagi
regu Damkar Tangsel. Belum lagi air yang sulit di dapat.
"Kalau
kebakarannya terjadi di tengah tengah perumahan perkampungan, kami
kesulitan mencari air. Beda dengan di perumahan elit sepeti Bintaro dan
BSD karena di situ sudah tersedia hidrant," bebernya.
Untuk
menanggulangi bencana kebakaran yang ada, lanjut Azhar, hal itu bukan
perkara mudah. Sebab, setidaknya harus ada armada Damkar yang selalu
standby di setiap kecamatan - kecamatan yang ada di Tangsel.
"Idealnya
kita butuh armada Damkar 16 buah berikut 1 armada untuk penyuplai air. 2
armada di tiap kecamatan, 1 armada di posko," urai Azhar mengakhiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar