Setu,
Forum daerah aliran sungai (Forum DAS) kota Tangerang Selatan sudah
terbentuk di kota Tangerang selatan, berdasarkan surat keputusan (SK) Walikota
Tangsel nomor 660/Kep15-Huk/2013 tentang Forum Koordinasi DAS kota Tangerang
Selatan.
Forum DAS kota tangsel melibatkan banyak elemen, baik unsur
pemerintah, ahli lingkungan, aktivis/penggiat kesadaran kelola lingkungan dari
kalangan masyarakat, pelajar dan mahasiswa, Balai Besar pengelola sungai dan
danau, serta unsur wartawan. Rancangan kegiatan pun mulai disusun pengurus
melalui rapat marathon pengurus dan rapat koordinasi lintas stakeholder.
Dalam rencana umum program kerja jagka panjang, jangka menengah dan
jangka panjang terungkap rencana besar forum DAS untuk membantu pemerintah
dalam menata lingkungan, daerah aliran sungai, situ/danau, serta persoalan tata
kelola sumber daya air untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan msyarakat.
Menurut ketua Forum DAS Tangsel, Luki Widodo, pekerjaan rumah yang
harus dilakukan cukup banyak. Namun, Forum DAS mencoba melakukan satu demi satu
tindakan nyata. “Bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang ada, kami menyusun rancangan umum program
kerja Forum DAS Tangsel”, ungkapnya dalam kesempatan rapat keduanya di kantor
BLHD tangsel, Kamis (2/5).
Langkah nyata yang akan dilakukan Forum DAS menurut Luki adalah menata
kembali danau/Situ Kutuk di sekitar kawasan perumahan elit Alam Sutra dan
berdekatan dengan kantor Kecamatan Serpong Utara. “Saat ini, Situ Kutuk seperti
kawasan tak bertuan. Padahal sebenarnya
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata”, jelasnya lagi.
Sementara itu, pakar lingkungan hidup dan dosen Universitas Indonesia, DR. Ir Aca
Sugandhy,MSc yang hadir dalam rapat tersebut menjelaskan agar Forum DAS tidak
bekerja setengah-setengah. “Pekerjaan jangan sepotong-sepotong, karea tidak akan menyelesaikan masalah”,
ungkap mantan Dirjen Pekerjaan Umum RI.
Lebih lanjut dijelaskan, sebenarnya bangsa Indonesia tidak akan
mengalami krisis air kalau ada pemikiran yang cerdas dan jernih melihat
persoalan. “Forum DAS harus melakukan pemetaan masalah terlebih dahulu. Petakan
sistem tata kelola air dan lakukan kegiatan yang dapat meminimalisir persoalan
yang ada”, imbuhnya.
Aca Sugandhy juga menyarankan, dalam hal penanaman pohon hendaknya
disesuaikan dengan kondisi wilayahnya. Disamping tanaman pelindung dan
penghijauan, penanaman pohon yang menghasilkan buah dan bermanfaat bagi masyarakat perlu digalakkan. Misal penanaman
pohon kelapa, mlinjo, mangga, tanaman aneka bambu yang mampu menyimpan air, dan
lain sebagainya.
“Segala sesuatu harus dilihat
dari dimensi ruang atau local wisdom
yakni harus memanfaatkan kearifan budaya dan lingkungan”, tegasnya.
Sementara itu, Kepala BLHD Tangsel, Rahmat Salam dalam sambutanya
menjelaskan bahwa BLHD sangat mendukung kegiatn Forum DAS dan siap
memfasilitasi program yang telah disusun. “Kita menjadi pihak yang turut
bertanggung jawab kepada Tuhan, bila kita tidak mampu menyelamatkan lingkungan
untuk anak cucu kita”, pungkas Rahmat Salam.
A.Ghozali Mukti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar