Tangsel,
Sudah hampir memasuki triwulan tiga berjalannya pelaksanaan kegiatan pembangunan dari APBD 2013 Kota Tangsel,Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) APBD Murni dan APBD Perubahaan Tahun 2012 oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Banten belum juga selesai untuk Kota Tangerang Selatan.
Tim BPK Perwakilan Banten saat di temui untuk konfirmasi di kantor Inspektorat Kota Tangsel,enggan menjawab persoalan lambatnya LHP Kota Tangsel.
Disinggung terkait pernyataan Sekda Kota Tangsel, Dudung E Diredja, yang mengatakan lambatnya LHP karena BPK,tidak satu pun tim BPK yang mau mengklarifikasinya."Nanti aja ya mas." Ujar salah satu anggota tim BPK Sambil buru-buru menghindari wartawan,Rabu (29/05).
Seperti yang dilansir beberapa media sebelumnya,masalah Laporan Hasil Pemeriksaan oleh BPK Perwakilan Banten,Dudung E Diredja,Sekda Kota Tangsel,mengemukakan alasan faktor Utama penyebabnya ada di BPK,karena jumlah personel BPK yang kurang.Dudung berkilah bukan karena proses pembangunan sarana dan prasarana yang terlambat."Bukan itu masalahnya,tapi ada di BPK yang jumlah pegawainya masih kurang sekali," kilahnya.
Menurut Andi Nawawi,Ketua DPC LSM Perkotaan Nusantara Tangsel, adanya indikasi temuan dari hasil audit tim BPK bisa jadi merupakan penyebab lambatnya LHP," lambatnya LHP oleh BPK bukan hanya karena kurang pegawai,mereka sudah sangat profesional dan berpengalaman,kemungkinan ada penyebab dari hasil audit sehingga harus lebih hati-hati atau mungkin ada faktor lainnya,faktor X gitu lah." Ungkapnya,tanpa menjelaskan faktor X nya.
padahal untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Banten LHP nya sudah selesai,hanya Kota Serang dan Tangsel yang belum.
Seperti di ketahui Kota Tangsel pada Tahun 2011 dan 2012 mendapatkan Penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan merupakan tanggungjawab Pemkot Tangsel untuk mempertahankanya.(Eko)

Jumat, 31 Mei 2013
Gugatan Ahli dimenangkan PN Tangerang PEMKOT TANGSEL DIMINTA LAKSANAKAN PUTUSAN PENGADILAN
Setu,
Permohonan ganti rugi yang diajukan oleh para ahli waris Entong bin
Liman kepada pemerintah kota Tangerang Selatan atas tanah seluas 1.500 m2,
sesuai girig C 370 Persil 36 D III atas nama Liman Mihad, di Jalan H. Rean
RT.01 RW.05 Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, yang digunakan sebagai
lahan/areal Sekolah Dasar Negeri Ciledug Barat, dimenangkan Pengadilan Negeri
Tangerang (PN TNG) melalui putusannya nomor 451 / PDT.G / 2012 / PN.TNG.
Sonny Idris, SH, selaku pengacara Jaudin bin Entong selaku kuasa para ahli
waris Entong bin Liman yang berjumlah empat bersaudara, yaitu ; Jaudin,
Jamilah, Jainul, dan Sardani.
Saat ditemui di ruang tunggu Kantor Walikota Tangerang Selatan, pada
Kamis (30/5) menjelaskan bahwa
kedatangan yang keempat kali-nya ke Kantor Walikota untuk mendampingi ahli
waris untuk mendapatkan haknya, terkait dengan putusan PN Tangerang tersbut
diatas.
Menurutnya, berdasarkan putusan tersebut, pihaknya telah melayangkan
surat kepada Pemkot Tangsel (Walikota) sejak 15 Mei 2013, namun belum mendapat
jawaban apapun. “Terkait dengan putusan PN Tangerang nomor 451 / PDT.G / 2012 /
PN.TNG, kami sudah melayangkan surat ke Walikota untuk segera melaksanakan
pembayaran ganti rugi sebesar Rp 1.383.102.000,-, sebagaimana putusan tersebut.
Namun hingga kini belum ada realisasinya atau jawaban apapun”, jelasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan pertemuan antara Walikota, Hj.Airin
Rachmi Diany, di depan kantor Walikota saat hendak Dinas Luar dengan kuasa
hukum penggugat, Sonny Idris dan ahli waris serta perwakilan keluarga lainnya,
menjelaskan bahwa pemerinntah kota Tangsel akan memfasilitasi masalah tersebut
agar semua pihak merasa nyaman. Karenanya, Walikota menyarankan agar penasehat
hukum (pengacara) dan para ahli waris menghadap Asisnten Daerah Bidang Pemerintahan
(Asda I), Ismunandar.
“Meskipun mungkin prosesnya akan lama, namun saya berharap semua pihak merasa nyaman”, ungkap Airin kepada
ahli waris.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota juga meminta kepada pengacara dan
ahli waris khususnya agar masalah tersebut jangan sampai dipolitisir.
A.Ghozali Mukti (Zal)
PENINGKATAN DAN PEMELIHARAAN JALAN BSD ATAS DASAR KESEPAKATAN
Setu,
Dasar pelaksanaan kegiatan pembangunan, perbaikan, dan pemeliharaan
beberapa ruas jalan di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), akhirnya mulai terang
terungkap.
Kepala Bidang Bina Marga – Dinas Bina Marga Sumber Daya Air (DBMSDA),
Aris Kurniawan didampingi pelaksana tugas
Humas DBMSDA diruang kerjanya, Kamis (30/5) menunjukkan dokumen notulen
rapat koordinasi antara Dinas Bina Marga Sumber Daya Air (DBMSDA) kota
Tangerang Selatan dengan Kepala Balai
Besar Pelaksana Jalann Nasional IV Jakarta,
SNVT Pelaksana Jalan Nasional Metropolitan II Jakarta, Kepala SNVT
Metropolitan II Jakarta, Kepala Dinas
Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Banten, Kepala PT. BSD Tol, dan Head Of
Townshif Management BSD, yang dilaksanakan pada 4 Februari 2013, menghasilkan tiga
butir kesepakatan tentang pola penanganan jalan Buaran – Rawa Buntu.
Dalam notulen tersebut, termaktub kesepakatan sebagai berikut ; Pertama, Untuk Jalan Kapten
Subianto DJ (dari Giant ke arah keluar
jembatan Tol s/d Batas Jalan Beton) dalam perbaikannya dilakukan oleh PT BDS
City; Kedua, Untuk Jalan
Subianto DJ (khusus jalan Beton di sekitar pintu masuk dan keluar Tol) dalam perbaikannya
dilakukan oleh PT BSD tol; Ketiga,
Untuk Jalan Buaran – Rawa Buntu (Serpong) berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum
nomor 567/KPTS/M/2010 merupakan Strategis Nasional Rencana dengan nomor ruas
018.18.K untuk peningkatan/pembangunan
Jalan akann diusulkan penanganannya oleh Kementerian PU (Kepala Balai Besar Pelaksana
Jalan Nasional IV Jakarta, SNVT Pelaksana Jalan Nasional Metropollitan II
Jakarta), dan untuk pemeliharaannya dilakukan oleh Dinas Bina Marga Sumber Daya Air
Kota Tangerang Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Aris menjelaskan bahwa alokasi anggaran
untuk perawatan jalan sebagaimana sudah dipublikasikan adalah sebesar Rp 700
juta rupiah. “Alokasi anggaran untuk
perawatan jalan tersebut sebasar RP 700 juta”, ungkapnya
A.Ghozali Mukti (Zal)
SEKDA : PERDA PENYERTAAN MODAL DAERAH DALAM BUMD PERLU WAKTU
Setu,
Tertinggalnya satu rancangan peraturan daerah (Raperda) penyertaraan
modal daerah dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dari empat Raperda yang
diusulkan pemerintah kota Tangerang
Selatan (Tangsel pada awal tahun 2013 menuai banyak pertanyaan.
Santer terdengar dari beberapa sumber menyebutkan, alot-nya Raperda tersebut menjadi peraturan daerah (Perda) terkait
dengan upaya mengakomodir kepentingan politik dari unsur pemerintah dan para
anggota DPRD Tangsel, khususnya tentang penyertaan modal daerah sebesar Rp 88
Milyar, pembagian komposisi jajaran direksi yang akan berbenturan dengan azas
profesional untuk mengelola BUMD yang bervisi bisnis.
Dalam kesempatan khusus, Sekretaris Daerah (Sekda) Tangsel, H. Dudung
E. Diredja, di ruang kerjanya, Rabu (29/5) menjelaskan Perda BUMD sudah selesai,
namun Perda penyertaan modal masih dalam proses. “Saat ini, Raperda penyertaan
modal masih dalam proses, dan proses ini cukup lama. Terkait dengan struktur Direksi dalam BUMD diatur dengan Peraturan
Walikota (Perwal), saat ini dalam pembahasaan di Bagian Hukum”, paparnya.
Sementara itu, terkait dengan lambatnya pelaksanaan audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) di kota Tangsel, Dudung menjelaskan bahwa pemkot Tangsel tidak memiliki kewenangan
menentukan kapan BPK harus selesai
melaksanakan tugasnya. “BPK memiliki alat deteksi yang komprehenshif
untuk menguji seberapa benar penggunaan/pemanfaatan anggaran yang digunakan, mulai
dari proyek kecil hingga proyek besar”,ungkap Sekda
Namun terkait dengan statemennya bahwa lambatnya BPK melaksanakan
kegiatan audit yang disebabkan oleh kurangnya tenaga dari BPK, Dudung secara
diplomatis menjelaskan dengan jumlah delapan (8) kabupaten/Kota yang ada di
provinsi Banten, plus satu
pemerintahan provinsi (Pemprov) maka idealnya kebutuhan SDM menjadi hal yang
mendasar.
“Kalau ada delapan (8) Kabupaten/Kota dan satu Pemprov Banten di handle oleh tingkat provinsi, maka harus
memerlukan banyak orang. Kan ada
dimensi-nya, dibanyakin orang
waktunya sedikit dan sedikit orangnya, maka waktunya panjang”, jelasnya
Terhadap adanya tudingan bahwa lambatnya laporan hasil audit BPK karena
alot-nya “deal” antara Pemkot dengan
BPK atas beberapa temuan, Sekda memastikan tidak ada ruang untuk melakukan deal-deal apapun. “BPK itu tidak akan
bisa melakukan itu,apalagi sudah ada sudah ada reformasi. Image kita jangan lagi ada sesuatu yang tidak benar, apalagi penilaiannya
wajar tanpa pengecualian (WTP)”, pungkas Sekda.
A.Ghozali Mukti (Zal)
Jalan Rawa Buntu – BSD Rusak Parah PEMPROV DAN PEMPUS DIMINTA TURUN TANGAN
Setu,
Jalan utama Rawabuntu sebagai akses utama dari dan menuju Bumi Serpong
Damai (BSD)- kawasan Viktor – Muncul/Bogor
rusak parah. Kerusakan jalan di jantung Kota Tangerang Selatan(Tangsel)
dan kawasan bisnis serta perumahan elit sepanjang + 2 km, akhinya
menjadi buah simalakama buat pemkot Tangsel.
Persoalan mendasar adalah mengenai status jalan tersebut masih belum
jelas. Jalan tersebut bukan jalan kota Tangsel, bukan jalan provinsi, dan bukan
juga jalan negara. Jalan tersebut merupakan jalan terpadu BSD-kawasan industri
Taman Tekno.
“Saat ini, status jalan tersebut masih menjadi rencana strategis jalan
nasional”, ungkap Iman, Pelaksana tugas (Plt) Bagian Humas di Dinas Bina Marga
Sumber Daya Air (DBMSDA) Tangsel
Lebih lanjut dijelaskan, saat pemkot Tangsel melakukan langkah-langkah
perawatan jalan tersebut. Namun karena kerusakan jalan sangat parah dan diperkirakan
akan menghabiskan anggaran cukup besar, maka pihaknya berharap perlu langkah
stategis dan dukungan dari pemprov Banten dan Pemerintah Pusat.
“Bila anggaran tahun 2013 harus terserap untuk peningkatan jalan di
rawa buntu, maka dikhawatirkan akan mengganggu prioritas pembangunan yang telah
disusun. Karena, yang bisa dilakukan saat ini adalah melakukan peratan badan
jalan jangan sampai menjadi kubangan, dan menyababkan kemacetan luar biasa”,
paparya
Sementara itu, Kepada Bidang Lalu-lintas Dishubkominfo Tangsel. Tito SW
dalam kesempatan terpisah menjelaskan, kerusakan badan jalan Raya Rawabuntu
diakibatkan para pengguna jalan, khususnya angkutan barang tidak peduli pada
batas maksimal tonase muatan. “Para pengusaha jasa angkutan barang maupun
penggguna jasa angkutan hendaknya menaati batas maksimum tonase. Konstruksi jalan
yang dibangun hanya untuk tonase maksimum delapan (8) ton saja”, jelas Tito
Untuk mengurai kemacetan parah di jalan Rawa buntu, maka pihaknya akan
melakukan rekayasa lalu lintas. Kendaraan truk/dump truck, dan angkutan barang
berat tidak diperbolehkan melintas di kawasan jalan Rawabuntu. Angkutan
tersebut diharuskan melintas di jalan raya Bogor – Serpong – Tangerang.
“Kendalanya, di perlintasan kereta api (KA) stasiun Serpong arus
lalu-lintas KA berlangsung setiap lima menit sekali, serta adanya pedagang kaki
lima (PKL) yang berjualan di trotoar dan badan jalan, serta bongkar muat
angkutan barang ke toko-toko di depan pasar Serpong”, imbuhnya.
Menanggapi kondisi jalan rusak dan kemacetan lalu-lintas luar biasa tersebut, Kepala Bagian Humas dan
Protokor Setda Tangsel, Dedi Rafidi secara khusus menjelaskan bahwa pemkot
Tangsel menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat dan pengguna
jalan atas ketidaknyamanan berkendara. “Saat ini, dengan kemampuan yang ada,
pemerintah kota Tangsel sedang melaksanakan perawatan jalan Rawabuntu Raya,
agar arus lalu-lintas kembali normal”, ungkapnya.
Dijelaskan Dedi, untuk mengetahui lebih dalam tentang masalah yang ada,
pada Minggu (26/4) Walikota Tangsel, Hj. Airin Rachmi Diany melakukan inspeksi
mendadak dan turun langsung menyetop kendaran truk/dump truk yang melintas,
disertai tanya jawab dengan sopir dump truk seputar angkutan barang yang
menyebabkan kerusakan jalan.
A.Ghozali Mukti
KEMERIAHAN KOP 2013 DALAM KESEDERHAAN
Setu,
Kompetisi olahraga pelajar
(KOP) tahun 2013 yang sedianya dibuka oleh Wakil Walikota Tangerang Selatan
(Tangsel), H. Benyamin Davnie, pada Selasa pagi (21/5) akhirnya resmi dibuka
oleoh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Tangsel, H. Chaerudin didampingi
Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia (Bapopsi) kota Tangsel, DR.
Ngatmin Al-Arif,M.Pd dan kabid Olahraga,
Haryadi Sumadiningrat, serta perwakilan beberapa Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD).
Hadir dalam pembukaan
tersebut, ratusan atlet dari kalangan siswa dan pelajar dari 35 sekolah yang
siap berlaga dalam lima (5) cabang olahraga yang diperlombakan, yakni cabang
sepakbola, Basket, Tenis meja, Atletik. dan Volley Ball.
Ketua pelaksana KOP 2013,
Haryadi Sumadiningrat menjelaskan pertandingan kelima cabang olahraga (Cabor)
tersebut dilaksanakan di tiga lokasi berbeda. “Pertandingan sepakbola dan
volley ball dilaksanakan di lapangan sepak bola komplek Artileri Pertahanan
Udara (Arhanud) TNI-AD, Kec. Serpong Utara, pertandingan Tenis meja dan cabang
Atletik di lapangan olahraga MAN Insan Cendikia, Kec Setu, serta pertandingan
Basket di lapangan indoor SMP/SMA ‘Ora et Labota” Kec Serpong”,ungkapnya
Ketua Bapopsi Tangsel,
Ngatmin Al-Arif dalam sambutannya memaparkan bahwa sebagaimana filosophy Mensana Incorporesano, maka melalui
kegiatan berolahraga yang teratur, disiplin, dan menjunjung tinggi sportivitas
akan tercipta badan dan jiwa yang sehat, serta mampu meningkatkan kecerdasan
berpikir dan ketahanan tubuh.
Sementara itu, Kadispora
Tangsel, H. Chaerudin, seusai pembukaan pelepasan balon dan banner kegiatan KOP
2013 menjelaskan pembinaan atlit sudah dilaksanakan dalam dua terakhir tahun
terakhir , dan prestasi yang ditorehkan di tingkat provinsi pun sudah cukup
membanggakan.
“Tangsel itu sebenarnya
gudang atlit dan olahragawan tingkat nasional dan internasional. Dan, banyak
atlit pelajar telah mengharumkan kota Tangsel. Saat ini, ada 120 orang atlit plus 30 orang pelatih dari berbagai
cabang olahraga dalam pembinaan intensif oleh Dispora untuk mendapat pembinaan
khusus guna meningkatkan talenta di bidang olahraga dan profesi kepelatihan,
serta yang juga mendukung juga prestasi di bidang pendidikan bagi atlit
pelajarnya”, papar Kadispora.
Dijelaskan juga, dari hasil
dari pembinaan yang telah dilakukan, terdapat dua(2) orang pelajar yang saat
ini tengah menimba ilmu di Universitas Indonesia (UI) akan mejadi duta pertukaran
pemuda antar negara, ke Jepang dan Malaysia.
“Alhamdulillah, meskipun ceremonial kegiatan dilaksanakan dengan
sederhana namun partisipasi pelajar cukup banyak dan kemeriahan pun tidak
terelakkan”, pungkasnya
A.Ghozali Mukti
Senin, 20 Mei 2013
Gara-gara Microphone Mati Wakil Walikota Baca Jawaban Raperda Pinjam Kursi Ketua Dewan
Tangsel,
Jawaban Walikota Tangerang Selatan yang di bacakan oleh Wakil Walikota Tangsel,Benymin Davnie, terhadap pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kota Tangsel,Senin (20/05), mengenai 4 Raperda yaitu,Raperda Izin Usaha dan Jasa Kontruksi, Raperda Tentang Penyelenggaraan Perijinan dan Daftar Usaha pada Bidang Perindustrian,Raperda Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Raperda Tentang Retribusi Daerah.
Dari jawaban yang disampaika oleh Benyamin Davnie,terungkap Tangsel masih menggunakan Perda Kabupaten Tangerang sebanyak 8 Perda.
Pemkot Tangsel menyampaikan bagi Pengusaha Jasa kontruksi tidak harus yang berdomisili di Tangsel, serta sepakat untuk memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah sesuai Skill, ijin peredaran minuman beralkohol tanpa mengindahkan religius,tidak akan ada standar ganda dalam perijinan.
pasal 49 th 2011,rumah tinggal bisa dijadikan tempat usaha dan harus mengubah perijinan.
Pemkot juga sepakat Akte kelahiran dan KTP gratis dan apabila tempat olahraga terdapat yang menjual minuman beralkohol akan ditindak tegas dan diberikan sanksi.
Ketua DPRD Kota Tangsel,Bambang Rachmadi,mengatakan Jawaban Walikota yang telah disampaikan dalam sidang Paripurna, akan menjadi bahan dalam rapat khusus oleh Dewan.
Sempat terjadi insiden kecil saat Wakil Walikota Tangsel,Benyamin akan membaca jawaban di podium,microphone mati,akhirnya menggunakan microphone di kursi Ketua dewan setelah di setujui oleh anggota dewan.
" Siapa tau kursi ini nanti milik Pak Wakil." Kelakar Bambang sambil pindah kursi dan di sambut gelak tawa anggota dewan serta peserta sidang paripurna.
Jawaban Walikota Tangerang Selatan yang di bacakan oleh Wakil Walikota Tangsel,Benymin Davnie, terhadap pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Kota Tangsel,Senin (20/05), mengenai 4 Raperda yaitu,Raperda Izin Usaha dan Jasa Kontruksi, Raperda Tentang Penyelenggaraan Perijinan dan Daftar Usaha pada Bidang Perindustrian,Raperda Tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Raperda Tentang Retribusi Daerah.
Dari jawaban yang disampaika oleh Benyamin Davnie,terungkap Tangsel masih menggunakan Perda Kabupaten Tangerang sebanyak 8 Perda.
Pemkot Tangsel menyampaikan bagi Pengusaha Jasa kontruksi tidak harus yang berdomisili di Tangsel, serta sepakat untuk memanfaatkan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah sesuai Skill, ijin peredaran minuman beralkohol tanpa mengindahkan religius,tidak akan ada standar ganda dalam perijinan.
pasal 49 th 2011,rumah tinggal bisa dijadikan tempat usaha dan harus mengubah perijinan.
Pemkot juga sepakat Akte kelahiran dan KTP gratis dan apabila tempat olahraga terdapat yang menjual minuman beralkohol akan ditindak tegas dan diberikan sanksi.
Ketua DPRD Kota Tangsel,Bambang Rachmadi,mengatakan Jawaban Walikota yang telah disampaikan dalam sidang Paripurna, akan menjadi bahan dalam rapat khusus oleh Dewan.
Sempat terjadi insiden kecil saat Wakil Walikota Tangsel,Benyamin akan membaca jawaban di podium,microphone mati,akhirnya menggunakan microphone di kursi Ketua dewan setelah di setujui oleh anggota dewan.
" Siapa tau kursi ini nanti milik Pak Wakil." Kelakar Bambang sambil pindah kursi dan di sambut gelak tawa anggota dewan serta peserta sidang paripurna.
Tower Kamuplase Di Pondok Aren Terancam Di Segel
Maraknya tower kamuflase di beberapa wilayah yang ada di kecamatan Pondok Aren, kota Tangerang Selatan (Tangsel), menjadi PR besar bagi pemerintah kota Tangsel terkait penertibannya. Sementara tower yang marak berdiri saat ini di antaranya terdapat di wilayah kelurahan Jurang Mangu Barat. Dimana, tower yang di bangun di samping Masjid Darul Mu'Minin, RT 03/03 kampung Pondok Jati Utara dengan ketinggian mencapai 27 meter tersebut, baru selesai pembangunannya selama 3 bulan. Anehnya, menara tower yang berdiri secara kamuflase itu awalnya sengaja di peruntukan buat menara Masjid. Sehingga, banyak warga yang merasa tertipu dengan keberadaan menara tersebut.
"Saya sih mengira awal berdirinya tower itu untuk menara Masjid, tetapi lama - kelamaan berubah bentuk bangunannya," ungkap warga yang tinggal tak jauh dari lokasi berdirinya tower tersebut ketika di jumpai Tangerang Raya belum lama.
Lain halnya menara tower yang berada di kelurahan Pondok Kacang Timur, tower yang berdiri di sebuah ruko di RT 01/03 itu sengaja di buat menyerupai bentuk penampung air dengan ketinggian mencapai 15 meter. Bahkan, berdirinya tower sengaja di beri water Torn untuk menghindari pengawasan yang di lakukan oleh petugas dari instansi terkait.
Tak jauh dari lokasi berdirinya tower di wilayah kelurahan Pondok Kacang Timur, juga berdiri tower telekomunikasi lainnya di atas Masjid.
Namun tower yang baru berdiri setengahnya itu kini sudah di stop pembangunannya oleh satpol PP dan pihak Dishub kota Tangsel beberapa waktu lalu.
Sementara tower kamuflase yang berdiri di depan halaman rumah kepala kantor kelurahan Pondok Betung, kecamatan Pondok Aren, hingga saat ini keberadaannya pun di pertanyakan warga. Ironisnya, kepala kantor kelurahan Pondok Betung, H. Rasam saat di konfirmasi mengatakan bahwa dirinya tertipu dengan ulah pengusaha. Pasalnya, saat berdirinya tower tersebut, pengusaha mengatakan jika tower itu di peruntukan untuk tiang lampu penerangan jalan.
"Saya juga ketipu. Soalnya saat berdirinya tower itu, katanya akan di gunakan untuk tiang lampu penerangan jalan," ungkap lurah Rasam menirukan pengusaha tiang tower yang menemuinya di kantor kelurahan Pondok Betung.
Sementara itu, pihak Dinas Perhubungan kota Tangsel melalui kepala Bidang Komunikasi dan Informasi, Taryono, di sela - sela acara sosialisasi penggunaan Internet Sehat dan Aman yang berlangsung di gedung Kementrian Komunikasi dan Informasi, Jalan Kertamukti, Ciputat Timur mengakui bahwa Tower tersebut di duga berdiri tanpa ijin.
"Jika memang benar menara itu kamuflase, kami akan menindak lanjuti dengan terlebih dahulu melakukan survey lokasi. Jika benar tak berijin, kita akan lakukan penyegelan," ucap Taryono, Rabu (15/5).
Taryono menambahkan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti satpol PP Tangsel. Sebab menurutnya, yang berhak melakukan penyegelan menara tersebut adalah satpol PP dan di dampingi Dishubkominfo.
"Yang melakukan penyegelan satpol PP di dampingi Dishub, sementara surat permintaan penyegelan menara (SP2M) sedang kami persiapkan dan akan kami serahkan ke pihak satpol PP," pungkas Taryono.
"Saya sih mengira awal berdirinya tower itu untuk menara Masjid, tetapi lama - kelamaan berubah bentuk bangunannya," ungkap warga yang tinggal tak jauh dari lokasi berdirinya tower tersebut ketika di jumpai Tangerang Raya belum lama.
Lain halnya menara tower yang berada di kelurahan Pondok Kacang Timur, tower yang berdiri di sebuah ruko di RT 01/03 itu sengaja di buat menyerupai bentuk penampung air dengan ketinggian mencapai 15 meter. Bahkan, berdirinya tower sengaja di beri water Torn untuk menghindari pengawasan yang di lakukan oleh petugas dari instansi terkait.
Tak jauh dari lokasi berdirinya tower di wilayah kelurahan Pondok Kacang Timur, juga berdiri tower telekomunikasi lainnya di atas Masjid.
Namun tower yang baru berdiri setengahnya itu kini sudah di stop pembangunannya oleh satpol PP dan pihak Dishub kota Tangsel beberapa waktu lalu.
Sementara tower kamuflase yang berdiri di depan halaman rumah kepala kantor kelurahan Pondok Betung, kecamatan Pondok Aren, hingga saat ini keberadaannya pun di pertanyakan warga. Ironisnya, kepala kantor kelurahan Pondok Betung, H. Rasam saat di konfirmasi mengatakan bahwa dirinya tertipu dengan ulah pengusaha. Pasalnya, saat berdirinya tower tersebut, pengusaha mengatakan jika tower itu di peruntukan untuk tiang lampu penerangan jalan.
"Saya juga ketipu. Soalnya saat berdirinya tower itu, katanya akan di gunakan untuk tiang lampu penerangan jalan," ungkap lurah Rasam menirukan pengusaha tiang tower yang menemuinya di kantor kelurahan Pondok Betung.
Sementara itu, pihak Dinas Perhubungan kota Tangsel melalui kepala Bidang Komunikasi dan Informasi, Taryono, di sela - sela acara sosialisasi penggunaan Internet Sehat dan Aman yang berlangsung di gedung Kementrian Komunikasi dan Informasi, Jalan Kertamukti, Ciputat Timur mengakui bahwa Tower tersebut di duga berdiri tanpa ijin.
"Jika memang benar menara itu kamuflase, kami akan menindak lanjuti dengan terlebih dahulu melakukan survey lokasi. Jika benar tak berijin, kita akan lakukan penyegelan," ucap Taryono, Rabu (15/5).
Taryono menambahkan, saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti satpol PP Tangsel. Sebab menurutnya, yang berhak melakukan penyegelan menara tersebut adalah satpol PP dan di dampingi Dishubkominfo.
"Yang melakukan penyegelan satpol PP di dampingi Dishub, sementara surat permintaan penyegelan menara (SP2M) sedang kami persiapkan dan akan kami serahkan ke pihak satpol PP," pungkas Taryono.
Di Segel, Pemilik Ruko 2 Lantai Di Pondok Aren Tantang Pemkot
Meski sudah di segel oleh satpol PP dan BP2T kota Tangsel, namun ruko 2 lantai yang berada di RT 01/11 kelurahan Pondok Aren kecamatan Pondok Aren kota Tangerang Selatan (Tangsel), proses pembangunannya hingga saat ini tetap berjalan bahkan pemilik bangunan terkesan menantang pemkot dengan tidak mengindahkan papan penyetopan yang di pasang satopl PP dan BP2T di depan bangunan tersebut.
Seperti yang terlihat pada Sabtu kemarin (11/5), puluhan pekerja bangunan ruko yang berada di jalan Raya Pondok Aren tersebut tetap melakukan proses pengecoran yang berada di lantai 2. Kondisi ini sangat kontras dengan situasi yang ada di proyek tersebut. Pasalnya, tak jauh dari pekerja yang tengah menjalankan aktivitasnya, terpampang jelas plang penyegelan yang di keluarkan pihak BP2T Tangsel beberapa waktu lalu.
Selain tidak memiliki IMB, bangunan ruko 2 lantai itu juga di nilai telah melanggar garis sepadan sungai (GSS) serta garis sepadan jalan (GSJ). Lebih dari itu, bangunan ruko yang di kerjakan hampir berjalan 7 bulan tersebut sering di keluhkan warga. Selain menimbulkan macet saat truk pembawa bahan material melakukan bongkar muat ke lokasi proyek, juga sempat merusak sejumlah lantai coran drainase yang berada persis di depan pembangunan ruko.
"Jangankan minta ijin ke lingkungan, coran drainase saya saja rusak akibat di lindas truk yang melakukan bongkar muatan barang ke dalam proyek. Padahal saya sudah komplain supaya di perbaiki, namun hingga saat ini belum di perbaiki," ungkap Sholeh (32), warga yang tinggal tepat di depan ruko, Sabtu (12/5).
Untuk itu, kata Sholeh, seharusnya pemkot tegas dalam memberikan masalah perijinan terutama perijinan pendirian bangunan agar kedepannya tidak ada lagi pemilik lahan yang sembarangan membuat bangunan.
Seperti di beritakan sebelumnya, bangunan ruko 2 lantai tersebut telah di stop dan di segel oleh satpol PP dan BP2T Tangsel karena telah melanggar peraturan daerah nomer 14 tahun 2011 tentang perijinan pendirian bangunan.
"Di segelnya bangunan ini karena tidak mengantongi IMB. Selain itu, keberadaannya pun telah melanggar garis sepadan jalan (GSJ) dan garis sepadan sungai (GSS)," ucap kasie trantib Pol PP kecamatan Pondok Aren, Muhamad Subiantoro saat berlangsungnya pemasangan segel di lokasi proyek belum lama ini.
Seperti yang terlihat pada Sabtu kemarin (11/5), puluhan pekerja bangunan ruko yang berada di jalan Raya Pondok Aren tersebut tetap melakukan proses pengecoran yang berada di lantai 2. Kondisi ini sangat kontras dengan situasi yang ada di proyek tersebut. Pasalnya, tak jauh dari pekerja yang tengah menjalankan aktivitasnya, terpampang jelas plang penyegelan yang di keluarkan pihak BP2T Tangsel beberapa waktu lalu.
Selain tidak memiliki IMB, bangunan ruko 2 lantai itu juga di nilai telah melanggar garis sepadan sungai (GSS) serta garis sepadan jalan (GSJ). Lebih dari itu, bangunan ruko yang di kerjakan hampir berjalan 7 bulan tersebut sering di keluhkan warga. Selain menimbulkan macet saat truk pembawa bahan material melakukan bongkar muat ke lokasi proyek, juga sempat merusak sejumlah lantai coran drainase yang berada persis di depan pembangunan ruko.
"Jangankan minta ijin ke lingkungan, coran drainase saya saja rusak akibat di lindas truk yang melakukan bongkar muatan barang ke dalam proyek. Padahal saya sudah komplain supaya di perbaiki, namun hingga saat ini belum di perbaiki," ungkap Sholeh (32), warga yang tinggal tepat di depan ruko, Sabtu (12/5).
Untuk itu, kata Sholeh, seharusnya pemkot tegas dalam memberikan masalah perijinan terutama perijinan pendirian bangunan agar kedepannya tidak ada lagi pemilik lahan yang sembarangan membuat bangunan.
Seperti di beritakan sebelumnya, bangunan ruko 2 lantai tersebut telah di stop dan di segel oleh satpol PP dan BP2T Tangsel karena telah melanggar peraturan daerah nomer 14 tahun 2011 tentang perijinan pendirian bangunan.
"Di segelnya bangunan ini karena tidak mengantongi IMB. Selain itu, keberadaannya pun telah melanggar garis sepadan jalan (GSJ) dan garis sepadan sungai (GSS)," ucap kasie trantib Pol PP kecamatan Pondok Aren, Muhamad Subiantoro saat berlangsungnya pemasangan segel di lokasi proyek belum lama ini.
SDN Jurbar V Jadi Bulan - Bulanan Banjir
SD Negeri Jurang Mangu Barat V kecamatan Pondok Aren kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang terletak di tengah - tengah komplek Taman Mangu Indah, jadi bulan - bulanan banjir. Puncaknya terjadi pada Rabu lalu (8/9), banjir kiriman yang meluap di kali yang membelah komplek perumahan Taman Mangu Indah sebelumnya menggenangi jalan - jalan di komplek tersebut. Imbasnyapun hingga ke sekolah SD Negeri Jurang Mangu V. Akibatnya, air masih terlihat menggenangi halaman sekolah yang pagi itu para siswa kelas 6 tengah mengikuti ujian nasional. Sehingga, proses UN menjadi sedikit terganggu akibat genangan air memenuhi halaman sekolah yang saat ini memiliki jumlah siswa sebanyak 263 orang.
Kepala sekolah SDN Jurang Mangu V, Jajuli S.pd. I saat di temui Tangerang Raya mengatakan, bukan kali ini saja air yang meluap dari kali yang ada di dekat sekolahnya mengakibatkan banjir. Bahkan, banjir yang terjadi sekitar 2 minggu lalu telah menyebabkan data - data penting yang ada di sekolahnya menjadi rusak.
"Bukan kali ini saja banjir terjadi di sekolah ini, 2 minggu lalu sekolah ini juga kebanjiran akibat luapan air kali," ungkap Jajuli di sekolahnya, Rabu (8/5).
Jajuli menambahkan, akibat banjir beberapa waktu lalu, siswanya sempat di liburkan. Sebab, ruangan kelas untuk belajar di penuhi lumpur yang di sebabkan oleh banjir.
"Memang sempat semua siswa waktu itu kita liburkan. Sebab, akibat banjir tersebut banyak menyisakan lumpur di kelas siswa," papar Jajuli.
Lebih lanjut Jajuli menjelaskan, seringnya sekolah kebanjiran membuat orang tua siswa prihatin. Bahkan, para orang tua siswa pernah sepakat akan mengadakan iuran untuk perbaikan halaman sekolah namun pihak sekolah melarang sebab untuk perbaikan halaman sekolah, saat ini pihaknya telah mengajukan untuk perbaikan sekolahnya ke dinas pendidikan.
"Kami sudah mengajukan agar halaman sekolah ini di beri konblok ke dinas pendidikan, katanya bulan Juni ini akan segera di perbaiki," pungkas Jajuli.
Kepala sekolah SDN Jurang Mangu V, Jajuli S.pd. I saat di temui Tangerang Raya mengatakan, bukan kali ini saja air yang meluap dari kali yang ada di dekat sekolahnya mengakibatkan banjir. Bahkan, banjir yang terjadi sekitar 2 minggu lalu telah menyebabkan data - data penting yang ada di sekolahnya menjadi rusak.
"Bukan kali ini saja banjir terjadi di sekolah ini, 2 minggu lalu sekolah ini juga kebanjiran akibat luapan air kali," ungkap Jajuli di sekolahnya, Rabu (8/5).
Jajuli menambahkan, akibat banjir beberapa waktu lalu, siswanya sempat di liburkan. Sebab, ruangan kelas untuk belajar di penuhi lumpur yang di sebabkan oleh banjir.
"Memang sempat semua siswa waktu itu kita liburkan. Sebab, akibat banjir tersebut banyak menyisakan lumpur di kelas siswa," papar Jajuli.
Lebih lanjut Jajuli menjelaskan, seringnya sekolah kebanjiran membuat orang tua siswa prihatin. Bahkan, para orang tua siswa pernah sepakat akan mengadakan iuran untuk perbaikan halaman sekolah namun pihak sekolah melarang sebab untuk perbaikan halaman sekolah, saat ini pihaknya telah mengajukan untuk perbaikan sekolahnya ke dinas pendidikan.
"Kami sudah mengajukan agar halaman sekolah ini di beri konblok ke dinas pendidikan, katanya bulan Juni ini akan segera di perbaiki," pungkas Jajuli.
Hasil Pembangunan Kantor Kel Benda Baru DPPKAD MINTA MENUNGGU HASIL AUDIT BPKP
Pamulang,
Persoalan yang menyeruak tentang hasil
pembangunan kantor kelurahan Benda Baru yang dinilai beberapa pihak tidak
memenuhi standar mutu, akhirnya mendapat tanggapan Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daearah (DPPKAD) kota Tangerang Selatan.
Dalam kesempatan khusus, Sekretaris DPPKDA, H.
Achmad Taher, pada Rabu (8/5) menjelaskan bahwa persoalan yang terkait dengan
hasil pembangunan kantor kelurahan Benda Baru Kecamatan Pamulang, menunggu
hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang saat sini
tengan melaksanakan audit di kantornya, di kawasan perkantoran Witanaharja.
“Hingga saat ini, pihak BPKP sedang
melaksanakan proses audit secara profesional dan independen. Pelaksanaan audit
sangat ketat, bahkan dilakukan hingga malam hari. Terkaiit dengan pembangunan
kantor kelurahan Benda Baru, sebaiknya kita menunggu hasil audit tersebut”,
jelasnya
Lebih lanjut dijelaskan, audit BPKP tidak hanya
persoalan administratif tetapi juga terhadap bangunan fisik dengan melibatkan
tenaga ahli di bidangnya dan dilakukan secara profesional dan independen juga.
“Hasil audit BPKP, Insya Alloh
diperkirakan selesai sekitar bulan Juni. Namun mengenai ekspos hasil audit itu
menjadi kewenangannya BPKP”, ungkapnya
Terkait dengan pelaksanaan pembangunan
melewati batas akhir pelaksanaan di tahun anggaran berjalan, Sekdis DPPKAD
menjelaskan bahwa sesuai dengan peraturan presiden (Perpres) nomor 70 tahun
2012 tentang perubahan kedua Perpres 54 tahun 2010 bahwa pelaksanaan kegiatan
diperbolehkan selesai dalam tambahan waktu 50 hari kerja.
Mengutip Perpres 70 tahun 2012, Pasal 11 ayat
2 disebutkan selain tugas pokok dan
kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam hal diperlukan, PPK dapat :
a.mengusulkan kepada PA/KPA ; 1) perubahan paket pekerjaan; dan/atau ; 2) perubahan
jadwal kegiatan pengadaan,
dan dilanjutkan dengan peraturan kepala kebijakan pengadaan barang/jasa
pemerintah (Perka) nomor 6 tahun 2012 tentang Petunjuk Tehnis Perpres nomor 70
Tahun 2012 tentang perubahan kedua Perpres no 54 Tahun 2012 tentang pengadaan
barang/jasa pemerintah. Sementara itu, dalam Pasal 52 (1) disebutkan kontrak Tahun Tunggal merupakan Kontrak yang
pelaksanaan pekerjaannya mengikat dana anggaran selama masa 1 (satu) Tahun
Anggaran. Selanjutnya, Pasal 71 menyatakan
(1) Penyedia Barang/Jasa memberikan Jaminan Pemeliharaan kepada PPK setelah
pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai 100% (seratus perseratus), untuk: a. Pekerjaan
Konstruksi; b. Pengadaan Jasa Lainnya yang membutuhkan masa pemeliharaan. (2)
Besaran nilai Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai
Kontrak. (3) Jaminan Pemeliharaan dikembalikan setelah 14 (empat belas) hari
kerja setelah masa pemeliharaan selesai. (4) Penyedia Pekerjaan Konstruksi
memilih untuk memberikan Jaminan Pemeliharaan atau memberikan retensi. (5) Jaminan
Pemeliharaan atau retensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), besarnya 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya.
Pasal 92 huruf f disebutkan Kontrak yang terlambat pelaksanaannya
disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa diberlakukan penyesuaian harga
berdasarkan indeks harga terendah antara jadwal awal dengan jadwal realisasi
pekerjaan.
Pasal 93 (1) PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:
a.kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak;
a.1. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan.
A.Ghozali Mukti
KRL Ekonomi Di Hapus, Penumpang Menjerit
Di hapusnya KRL Ekonomi yang biasa melayani rute Serpong - Tanah Abang sejak Selasa kemarin (7/5) membuat sejumlah pengguna jasa layanan murah meriah itu menjerit. Pasalnya, para penumpang yang biasa menikmati layanan KRL tersebut harus rela mengeluarkan kocek cukup besar dari harga tiket yang di jual PT. KAI yang sebelumnya Rp 1500 kini melambung menjadi Rp, 8000.
Iwan (48) warga kampung Masjid, kelurahan Jombang Ciputat ini, sehari - harinya biasa menggunakan jasa layanan KRL Ekonomi rute Serpong - Tanah Abang. Menurutnya, harga tiket untuk kereta Komuter Line pengganti KRL Ekonomi di nilainya melambung cukup tinggi bagi karyawan sekelas dirinya yang selama ini bekerja di sebuah toko pasar Tanah Abang.
"Jelas banget harga untuk tiket kereta Komuter Line sangat memberatkan kami. Kalau yang berpenghasilan besar sih, ngak apa - apa. Kalau seperti saya, mana buat ongkos mana buat di rumah," ucap Iwan yang siang itu terpaksa harus naik kereta Ekonomi Rangkas Bitung - Jakarta.
Iwan menambahkan, dengan menumpang kereta api jurusan Rangkas - Jakarta, di pastikan akan berjubel - jubel dengan penumpang yang terlebih dahulu naik dari stasiun lainnya. Hal ini dia lakukan sebab tidak ada cara lain. Selain itu, kata Iwan, dengan menaiki kereta Ekonomi Rangkas - Jakarta, akan menghemat ongkos perjalanan untuk sampai stasiun Tanah Abang.
"Terpaksa lah saya harus naik kereta Ekonomi Rangkas - Tanah Abang, ngak tau kalau pulangnya bagai mana," ucap Iwan putus asa.
Kepala stasiun Sudimara, Ahmad Helmi menjelaskan, di hapusnya KRL Ekonomi Serpong - Tanah Abang karena selama ini sering mengalami gangguan berupa mogok sehingga mengganggu perjalanan kereta api lainnya.
"Di hapusnya KRL Ekonomi karena selama ini sering mengalami gangguan. Bahkan, tak jarang mengganggu jadwal perjalanan kereta api lainnya," ungkap Helmi.
Untuk itu, kata Helmi, untuk keselamatan dan layanan yang lebih baik, maka mau tak mau KRL Ekonomi harus di tarik dan di ganti dengan Komuter Line.
"Di tariknya KRL Ekonomi dan di gantikan dengan Komuter Line merupakan salah satu untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan harga tiketnya pun harus di sesuaikan dengan harga kereta Komuter Line lainnya," pungkasnya.
Pantauan media, puluhan personil kepolisian yang di datangkan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan serta polsek dan koramil 06 Ciputat terlihat berjaga - jaga di sekitar stasiun Sudimara. Sebab isu yang beredar dengan adanya penghapusan KRL Ekonomi akan ada aksi demo penolakan kenaikan harga tiket kereta api.
Iwan (48) warga kampung Masjid, kelurahan Jombang Ciputat ini, sehari - harinya biasa menggunakan jasa layanan KRL Ekonomi rute Serpong - Tanah Abang. Menurutnya, harga tiket untuk kereta Komuter Line pengganti KRL Ekonomi di nilainya melambung cukup tinggi bagi karyawan sekelas dirinya yang selama ini bekerja di sebuah toko pasar Tanah Abang.
"Jelas banget harga untuk tiket kereta Komuter Line sangat memberatkan kami. Kalau yang berpenghasilan besar sih, ngak apa - apa. Kalau seperti saya, mana buat ongkos mana buat di rumah," ucap Iwan yang siang itu terpaksa harus naik kereta Ekonomi Rangkas Bitung - Jakarta.
Iwan menambahkan, dengan menumpang kereta api jurusan Rangkas - Jakarta, di pastikan akan berjubel - jubel dengan penumpang yang terlebih dahulu naik dari stasiun lainnya. Hal ini dia lakukan sebab tidak ada cara lain. Selain itu, kata Iwan, dengan menaiki kereta Ekonomi Rangkas - Jakarta, akan menghemat ongkos perjalanan untuk sampai stasiun Tanah Abang.
"Terpaksa lah saya harus naik kereta Ekonomi Rangkas - Tanah Abang, ngak tau kalau pulangnya bagai mana," ucap Iwan putus asa.
Kepala stasiun Sudimara, Ahmad Helmi menjelaskan, di hapusnya KRL Ekonomi Serpong - Tanah Abang karena selama ini sering mengalami gangguan berupa mogok sehingga mengganggu perjalanan kereta api lainnya.
"Di hapusnya KRL Ekonomi karena selama ini sering mengalami gangguan. Bahkan, tak jarang mengganggu jadwal perjalanan kereta api lainnya," ungkap Helmi.
Untuk itu, kata Helmi, untuk keselamatan dan layanan yang lebih baik, maka mau tak mau KRL Ekonomi harus di tarik dan di ganti dengan Komuter Line.
"Di tariknya KRL Ekonomi dan di gantikan dengan Komuter Line merupakan salah satu untuk meningkatkan kenyamanan penumpang dan harga tiketnya pun harus di sesuaikan dengan harga kereta Komuter Line lainnya," pungkasnya.
Pantauan media, puluhan personil kepolisian yang di datangkan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Selatan serta polsek dan koramil 06 Ciputat terlihat berjaga - jaga di sekitar stasiun Sudimara. Sebab isu yang beredar dengan adanya penghapusan KRL Ekonomi akan ada aksi demo penolakan kenaikan harga tiket kereta api.
Kamis, 02 Mei 2013
Rakor Forum DAS Kota Tangsel ACA SUGANDHY : TATA KELOLA AIR HAL YANG TIDAK TERPISAHKAN
Setu,
Forum daerah aliran sungai (Forum DAS) kota Tangerang Selatan sudah
terbentuk di kota Tangerang selatan, berdasarkan surat keputusan (SK) Walikota
Tangsel nomor 660/Kep15-Huk/2013 tentang Forum Koordinasi DAS kota Tangerang
Selatan.
Forum DAS kota tangsel melibatkan banyak elemen, baik unsur
pemerintah, ahli lingkungan, aktivis/penggiat kesadaran kelola lingkungan dari
kalangan masyarakat, pelajar dan mahasiswa, Balai Besar pengelola sungai dan
danau, serta unsur wartawan. Rancangan kegiatan pun mulai disusun pengurus
melalui rapat marathon pengurus dan rapat koordinasi lintas stakeholder.
Dalam rencana umum program kerja jagka panjang, jangka menengah dan
jangka panjang terungkap rencana besar forum DAS untuk membantu pemerintah
dalam menata lingkungan, daerah aliran sungai, situ/danau, serta persoalan tata
kelola sumber daya air untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan msyarakat.
Menurut ketua Forum DAS Tangsel, Luki Widodo, pekerjaan rumah yang
harus dilakukan cukup banyak. Namun, Forum DAS mencoba melakukan satu demi satu
tindakan nyata. “Bekerja sama dengan seluruh stakeholder yang ada, kami menyusun rancangan umum program
kerja Forum DAS Tangsel”, ungkapnya dalam kesempatan rapat keduanya di kantor
BLHD tangsel, Kamis (2/5).
Langkah nyata yang akan dilakukan Forum DAS menurut Luki adalah menata
kembali danau/Situ Kutuk di sekitar kawasan perumahan elit Alam Sutra dan
berdekatan dengan kantor Kecamatan Serpong Utara. “Saat ini, Situ Kutuk seperti
kawasan tak bertuan. Padahal sebenarnya
memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata”, jelasnya lagi.
Sementara itu, pakar lingkungan hidup dan dosen Universitas Indonesia, DR. Ir Aca
Sugandhy,MSc yang hadir dalam rapat tersebut menjelaskan agar Forum DAS tidak
bekerja setengah-setengah. “Pekerjaan jangan sepotong-sepotong, karea tidak akan menyelesaikan masalah”,
ungkap mantan Dirjen Pekerjaan Umum RI.
Lebih lanjut dijelaskan, sebenarnya bangsa Indonesia tidak akan
mengalami krisis air kalau ada pemikiran yang cerdas dan jernih melihat
persoalan. “Forum DAS harus melakukan pemetaan masalah terlebih dahulu. Petakan
sistem tata kelola air dan lakukan kegiatan yang dapat meminimalisir persoalan
yang ada”, imbuhnya.
Aca Sugandhy juga menyarankan, dalam hal penanaman pohon hendaknya
disesuaikan dengan kondisi wilayahnya. Disamping tanaman pelindung dan
penghijauan, penanaman pohon yang menghasilkan buah dan bermanfaat bagi masyarakat perlu digalakkan. Misal penanaman
pohon kelapa, mlinjo, mangga, tanaman aneka bambu yang mampu menyimpan air, dan
lain sebagainya.
“Segala sesuatu harus dilihat
dari dimensi ruang atau local wisdom
yakni harus memanfaatkan kearifan budaya dan lingkungan”, tegasnya.
Sementara itu, Kepala BLHD Tangsel, Rahmat Salam dalam sambutanya
menjelaskan bahwa BLHD sangat mendukung kegiatn Forum DAS dan siap
memfasilitasi program yang telah disusun. “Kita menjadi pihak yang turut
bertanggung jawab kepada Tuhan, bila kita tidak mampu menyelamatkan lingkungan
untuk anak cucu kita”, pungkas Rahmat Salam.
A.Ghozali Mukti
Pabrik Sabu Di Villa Melati Mas Beromzet Miliaran Rupiah Perhari
Kombes Polisi Sudjarno,Wakapolda Metro Jaya |
"Dari bahan baku yang di temukan di dalam pabrik, bisa di pastikan merupakan penghasil sabu - sabu kelas satu yang bernilai miliaran rupiah sehari," ungkap Brigjen Sudjarno.
Sudjarno menambahkan, dari bahan baku yang di sita dari dalam pabrik sabu tersebut, bisa menghasilkan 10 kilo gram sabu. Jika 10 kilo gram sabu yang di hasilkan dari kualitas nomer satu bila di rupiahkan bisa mencapai angka 20 miliar.
"Jika angka 20 Miliar itu di konversikan kepada kebutuhan orang yang pengguna sabu, maka jutaan orang bisa di selamatkan berkat terungkapnya pabrik tersebut," imbuh Sudjarno.
Menurut kombes Sudjarno, terungkapnya pabrik sabu di Villa Melati Mas merupakan hasil pengembangan dan penyelidikan sebelumnya saat penggrebekan di wilayah Jelambar, Jakartan, beberapa waktu lalu. Namun saat penggrebekan waktu itu hanya pabriknya saja yang di temukan, sementara pelakunya saat itu kabur.
"Hasil penyelidikan FG sebelumnya sempat memproduksi sabu di Jelambar, namun saat di grebek tersangka melarikan diri. Namun akhirnya tertangkap setelah memproduksi sabu di Melati Mas ini selama 4 tahun," ucapnya.
Di singgung ada keterlibatan sindikat peredaran narkoba jaringan internasional yang mengendalikan pabrik sabu di Villa Melati Mas, Kombes Pol. Sudjarno mengatakan hal itu masih akan terus di kembangkan. sebab bisa saja hal ini di kendalikan jaringan dari dalam lembaga pemasyarakatan (LP) seperti yang telah terungkap sebelumnya. Dimana, peredaran Narkoba di kendalikan dari dalam LP.
"Kalau di kendalikan dari dalam LP, itu masih kami kembangkan. Kami juga ingin tahu dari mana tersangka memperoleh semua bahan baku pembuatan sabu," pungkasnya.
Wah....Enaknya Jadi kontraktor Besar PEMBANGUNAN 1,934 MILYAR BERKUALITAS RENDAH, PEMKOT BERTANGGUNG JAWAB
Salah satu bangunan yang sudah rusak |
Pamulang.
Buruknya hasil pembangunan Kantor Kelurahan Benda Baru Kecamatan
Pamulang oleh oleh CV. Putra Banten Perkasa dengan Alokasi Anggaran dari APBD
kota Tangerang Selatan Tahun 2012 sebesar Rp 1,934 Milyar, hanya diwajibkan
melakukan perbaikan.
Kondisi bangunan kantor keluarahan Benda baru sebagai salah satu
prototif pembangunan kantor di 54 kelurahan se-kota Tangerang Selatan menjadi
contoh yang tidak baik bagi depelover dan pemerintah kota (pemkot) Tangsel,
khususnya Dinas Tata Kota Bangunan.
Secara nyata terlihat, bangunan kantor kelurahan tersebut jauh dari harapan pemerintah kota maupun
masyarakat. Pembangunan benar-benar tidak mencerminkan amanah Walikota
Tangerang Selatan yang telah mengalokasikan anggaran hampirr Rp 2 miliar, namun
menghasilkan pekerjaan yang sama sekali jauh dari harapan.
“Dengan anggaran sebesar itu, kalau untuk mencari keuntungan Rp 200
juta, tentunya akan menghasilkan karya yang bagus” tutur seorang wargar yang
faham soal banguunan.
Sementara itu, lurah kelurahan Benda Baru, M. Tata Surya, dalam
kesempatan khusus menjelaskan bahwa pihak sama sekali tidak terlibat dalam
proses pembangunan kantor kelurahaan yang akan ditempatinya sebagai pusat
pelayanan kepada masyarakat, khusunya warga Kel Benda Baru. Bahkan menurutnya, pihak depelover sama
sekali tidak membangun komunikasi yang baik dengan pemerintahan setempat.
Dilain pihak, Kepala Seksi Pengawasan Bangunan Dinas Tata Kota Bangunan
dan Permukiman, Dedeng Apriyanto Dasa, saat dikonfirmasi di ruang ruang
kerjana, Kamis (2/5) mengakui bahwa senyatanya bangunan kelurahan Benda
Baru masih menyisakan pekerjaan yang
harus dilakukan perbaikan oleh pihak depelover.“Sebagaimana aturan dan kontrak
kerja, maka pihak depeloper bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan selama
masa perawatan. Dan, sejak beberapa hari lalu, perbaikan sedang dilaksanakan”,
ungkapnya
Pertanyaannya, setelah masa perawatan habis,padahal secara mendasar
bestek dan konstruksi bangunan tidak sesuai standar mutu, siapa yang
bertanggung jawab ?
“Nanti dapat diajukan dalam anggaran perawatan rutin”, jelas Dedeng. (Ghozali Limbad/Eko)
Langganan:
Postingan (Atom)